Minggu, 14 Desember 2008

RESUME MATERI PEMBAHASAN TARI KOMUNAL

Pendahuluan

Tari komunal adalah segala aktivitas tari yang melibatkan instrumen atau struktur sosial kemasyarakatan baik atas dasar kepentingan bersama dalam komunitas maupun kepentingan individual. Sebagai contoh, dalam peristiwa tari komunal yang ditandai dengan terlibatnya unsur sistem sosial yang telah ada di antaranya adalah dengan Tampilnya pemuka masyarakat sebagai pemimpin.

Ditinjau dari identitasnya secara umum, tari komunal merupakan tarian yang lahir dari semangat kebersamaan sehingga memiliki fungsi sosio-kultural bahkan bisa menjadi salah satu pendukung upacara ritual keagamaan. Dalam praktiknya tari komunal dapat dilaksanakan tanpa keahlian tari secara khusus, karena tarian tersebut tidak terlahir sebagai karya cipta seorang seniman tari.

Oleh sebab itu tari komunal memiliki ciri-ciri utama sbb :

- Diadakan untuk kepentingan komunitas

- Melibatkan sistem sosial yang telah ada

- Merupakan pengabdian sosial dan lingkungan

- Dilaksanakan secara spontan atau terencana

Fenomena bahwa tari komunal bisa saja menjadi suatu kewajiban adat di suatu daerah atau menjadi sebentuk pengabdian sosial dan lingkungan, sehingga dalam hal ini kemahiran tehnik tidak begitu diperlukan dapat kita lihat di Tanah Karo di mana kaum muda-mudi di sana merasa melanggar adat jika tidak terlibat dalam upacara inisiasi Guro-guro Aron.

Aturan yang berlaku dalam tari komunal secara umum tidaklah baku dan bersifat kebiasaan. Namun pada awal abad ke-20 di Jawa Barat tumbuh tradisi pelajaran tari Tayub yang bersifat standar. “Tarian pelajaran” ini kemudian dikenal sebagai Ibing keurseus. (course-Inggris)

Karena ketidakbakuan aturan dalam tari komunal, maka banyak peluang untuk berimprovisasi. Namun improvisasi haruslah dilakukan dengan benar sesuai konteksnya. Karena itu seorang penari tradisi/komunal harus betul-betul memahami ruang sosial budayanya. Sehingga dia tidak menafsirkan improvisasi itu sebagai suatu kebebasan bergerak yang mutlak dan tidak terbatas. Improvisasi pun perlu profesionalisme.

Aspek profesionalisme ini bisa menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam tari komunal. Seperti dalam kasus perkolong-kolong, ketika penari tampil para penonton biasanya menilai aspek-aspek teknis seperti kekayaan gerak tari, keterampilan atau kelenturan tubuh, kekuatan fisik, dan kedalaman kesenimanannya. Sehingga bagi penari perkolong-kolong yang profesional di samping tari komunal ini menjadi media hiburan, baginya akan menjadi media komersil yang bisa diandalkan sebagai mata pencaharian. Dengan komersialisme seperti itu ia akan selalu meningkatkan profesionalitasnya agar bisa bersaing dalam dunianya sebagai penari perkolong-kolong.

Macam-macam Pelaku Tari Komunal

Dengan dilatarbelakangi adat kebiasaan, atau norma-norma yang berlaku di suatu daerah, dan juga bentuk dari tariannya sendiri, pelaku tari komunal bisa bermacam-macam.

Sebagai contoh ada tari komunal yang dibatasi hanya boleh dilakukan oleh gadis-gadis yang belum menginjak fase menstruasi. Hal ini sebagaimana yang berlaku dalam sebuah tarian dari Bali yaitu tari Sanghyang Dedari. Ada juga yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang punya kekuatan magis seperti pada tari komunal Dabuih dari Sumatra Barat. Atau tari Seblang dari Banyuwangi yang perlu didampingi oleh seorang berkemampuan khusus.

Atau untuk tarian yang dilakukan oleh orang banyak ada norma-norma yang membatasi interaksi antara laki-laki dan perempuan seperti pada tari Saman di Aceh. Ada juga tari Baris Gede di Bali atau tari Perang di Nias yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki. Bahkan ada juga yang harus dilakukan oleh waria seperti dalam tari Bissu dari Bugis yang dilatarbelakangi oleh tradisi trasvestite-nya (laki-laki yang berperan sebagai perempuan).

Kelahiran dan Perkembangan Tari Komunal

Pada umumnya kelahiran suatu tari komunal dimaksudkan untuk tujuan ritual / upacara tertentu. Seperti tari Tortor dari Batak, atau tari Hudoq dari Dayak. Namun dalam perkembangannya ada juga yang lahir sebagai reaksi terhadap kondisi tertentu seperti tari Rudat di beberapa daerah di Jawa yang lahir dari lingkungan mesjid atau pesantren sebagai reaksi terhadap kehadiran kolonialis Belanda.

Di beberapa daerah ada sejenis tari komunal yang beralih fungsi dari media upacara adat menjadi media hiburan. Tari ini memposisikan penari perempuan sebagai penghibur. Namun di Bayuwangi ada juga tarian sejenis yang masih dilestarikan sebagai upacara adat. Tarian tersebut adalah Tari Gandrung.

Dan pada umumnya saat ini telah banyak tari komunal yang beralih fungsi menjadi media hiburan ketika tarian ini ditampilkan dalam acara-acara seperti pernikahan, perpisahan, kenaikan kelas, khitanan dan sebagainya. Atau ketika tari komunal dari daerah tertentu ditampilkan di daerah lain yang berbeda latar belakang budayanya.

Dan manakala tarian dipandang sebagai karya seni pertunjukan atau tontonan semata, maka diperlukan bakat, intensitas, dan keseriusan berlatih secara khusus.

Istilah-istilah untuk menunjuk makna Tari dan Penari

- Igel atau Solah di Bali, penarinya disebut Pragina.

- Dalang yang bagi masyarakat Cirebon berarti penari

- Joget, taya, beksa yang berarti tari di Jawa Tengah

- Jaga yang berarti tari di masyarakat Bugis.

- Dance / dansa dari bahasa Inggris

Elemen-elemen Utama Tari

- Tubuh

Sebagai salah satu elemen utama dalam tari, tubuh mempunyai substansi utama yaitu gerakannya. Karena tarian adalah salah satu cabang seni yang mengandalkan keindahan gerak. Dalam melihat unsur tubuh sebagai medium tari, ada bagian yang kasat mata ada juga yang tidak kasat mata seperti otot dan darah.

- Ruang (Ruang positif dan Ruang Negatif)

- Imaji Dinamis

Di dalam tari, aspek-aspek ruang yang menimbulkan imaji dinamis bisa dilihat dari hal-hal berikut ini :

- Dari ketinggian atau level gerakan penari

- Dari arah hadap atau arah pandang penari

- Dari volume atau ukuran ruang gerak

- Dari arah gerakan penari

Dan dinamika dalam tari tidak selalu tercipta karena bergerak-geraknya si penari, hal ini terbukti dalam tari Pakarena dari Sulawesi Selatan.

- Energi (tenaga/kekuatan/stamina dalam menari)

- Waktu (menyangkut durasi, irama, dan tempo tarian)

Karakter-karakter dalam Tarian

- Serius / khidmat

- Riang dan Komikal

- Kombinasi Serius, Riang dan Komikal

Tempat Pertunjukan Tari

- Menetap : seperti tari kecak, saman, dsb.

- Berpindah : seperti tari barong pengamen.

Bergerak : seperti pawai, ondel-ondel, ogoh-ogoh, dsb.

1 komentar:

MY TASIKMALAYA mengatakan...

wah hebat postingannya..top