Minggu, 05 September 2010

SANG PENCERAH : Cerita tentang KHA Dahlan


SANG PENCERAH, demikian judul film yang mengangkat kisah Pendiri organisasi Muhammadiyah yaitu KH. Ahmad Dahlan. Sebuah film yang akan mengenalkan kita pada sosok yang sudah banyak berjasa bagi dunia pendidikan di Indonesia. Karena sebagaimana kita ketahui, KH Ahmad Dahlan adalah tokoh yang telah memberikan kesempatan pendidikan bagi rakyat kelas bawah melalui "sekolah" yang didirikannya. Bukan sekolah sembarang sekolah, tapi sekolah yang memakai metode "orang kafir" saat itu dengan materi pelajaran yang memadukan antara ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah Belanda dan di pesantren-pesantren.
Banyak sumber sejarah bahkan menyatakan bahwa KH Ahmad Dahlan lah yang sebenarnya lebih layak disebut bapak pendidikan, karena Ia lebih dulu  dari Ki Hajar Dewantara dalam memberikan kesempatan ‘sekolah’ pada rakyat kecil. Di samping jejak kepeloporannya masih bisa kita saksikan pada jaman sekarang.
Film yang diperkirakan menghabiskan biaya produksi sebesar 12 miliar rupiah ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo, dengan aktor ternama Lukman Sardi yang diberi kepercayaan memerankan KH. Ahmad Dahlan. Film ini sendiri menurut keterangan Hanung akan diluncurkan pada bulan puasa 2010 ini atau bulan Agustus/September dan akan serentak tayang di bioskop-bioskop tanah air.
Selain Lukman Sardi, film ini melibatkan aktor lainnya seperti  Slamet Rahardjo, Sujiwo Tejo, Ikranegara,  Zaskia Mecca dan yang mengejutkan adalah Giring Nidji.
Lokasi syuting untuk film yang diangkat dari buku Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basra ini dilakukan di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta, serta beberapa tempat di daerah lain seperti Ambarawa (Jawa Tengah), dan Bogor.
Bagi mereka yang pernah mengenyam pelajaran kemuhammadiyahan di sekolah-sekolah Muhammadiyah, menyaksikan trailer film ini, akan diingatkan pada kisah-kisah bagaimana KHA Dahlan berjuang meluruskan arah kiblat, mengamalkan ajaran surat Al-Ma'un dalam kehidupan bermasyarakat, mendirikan sekolah "modern" yang sempat dikata-katai sebagai "sekolah orang kafir", dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk mengamalkan agama Islam dengan pemahaman yang benar, sehingga Islam benar-benar bisa dirasakan sebagai rahmatan lil'alamin.
Dan bagi masyarakat pada umumnya, jika dari film ini dapat menangkap pesan-pesan kemajuan yang menjadi cita-cita awal KHA Dahlan saat mendirikan Muhammadiyah, diharapkan bisa ikut menjadi penjaga dan pengawas bagi perkembangan Muhammadiyah agar tidak melenceng dari cita-cita awalnya.
BRAVO MUHAMMADIYAH - VIVA DAKWAH ISLAM AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR....