Sabtu, 08 Desember 2007

TUHAN, nanti dulu !!!

Aku nggak mau gegabah......
banyak hal yang masih harus kupertimbangkan.
Tugas suci....... mungkin ya.
menjadi juru selamat umat manusia
melanjutkan risalah-Mu
menjadi personifikasi janji-Mu di Buku-buku suci.

Aku nggak mau gegabah......
banyak hal yang masih harus kupertimbangkan.
Yang pada muncul kemarin saja malah bikin kisruh
Wahyu saja sepertinya nggak cukup dech,
apalagi nggak dibackup dengan kemampuan luar biasa
seperti menghidupkan orang mati, merubah tongkat jadi ular, atau membelah samudra, dan yang lebih dahsyat lagi.

Oh iya Tuhan,
saat ini manusia sudah susah mempercayai hal-hal yang .........

(bersambung)

Sabtu, 01 Desember 2007

CUMA BANYAK KERTAS POLIO

Teman saya beberapa waktu yang lalu terdaftar ikut sertifikasi guru, namun katanya untuk periode kali ini dia belum berhasil. Salah satu hal yang ia keluhkan adalah minimnya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan keterlibatan dia dalam event-event peningkatan kualitas dia sebagai guru seperti penataran-penataran, lomba-lomba dan sebuagainya.
Dia berkata bagaimana mungkin punya dokumen-dokumen seperti itu, sementara ikut saja nggak pernah, terus kegiatan-kegiatan peningkatan mutu seperti itu jarang sekali diadakan (dulu), kalaupun ada yang diikutkan oleh sekolah orangnya pasti guru-guru yang sudah spesialis peserta pelatihan (sebut saja guru yang agak "menonjol") dan itu-itu lagi dan saja.
Sambil agak nggrundel dia berkata,"Kalo mau jujur, sesungguhnya guru-guru yang paling banyak dokumen portofolio hasil pelatihan, training, penataran dan sebagainya itu adalah mereka yang frekuensi "meninggalkan anak didiknya" lebih banyak dibandingkan dengan saya. Maka dari itu, saya mah punya lebih banyak dokumen kertas polio dari pada dokumen portofolio".
Terus saya kasih dia "obat puruluk" begini : "Yah, sabar saja lah mas........ wong sertifikasi itu kan untuk saat ini hanya bagi mereka yang termasuk para guru level 1. Artinya mereka para guru yang kebetulan : Punya prestasi nomor satu, sekolahnya pun termasuk nomor satu, kalo juga relevan, peruntukannya juga masih diprioritaskan bagi anak kandung negri ini (baca : guru PNS). Mudah-mudahan sertifikasi ini tidak hanya terhenti sampai menyentuh mereka yang di level 1, sebab kalo demikian sama saja dengan ungkapan "yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin".
Perlu juga dipikirkan bahwa nanti guru yang sudah bersertifikat itu dicoba dimutasikan ke sekolah-sekolah level bawah yang kondisinya serba darurat. Hal ini sangat perlu karena tidak sedikit guru yang lupa diri, seolah-olah keberhasilannya itu karena kemampuan dirinya saja. Lupa kepada situasi, kondisi, dan berbagai hal lain yang sangat kondusif dan menjadikannya duduk di level 1.
Berapa banyakkah di antara mereka yang bisa menggeliat mendapat sertifikat dengan bermodalkan bekerja di sekolah darurat yang setiap hari bergulat dalam lumpur pekatttttt............................................ Wallahu a'lam.

Tasikmalaya, 1 Desember 2007

Dari hilman buat Mas Basssss......